Akhir-akhir ini saya merasa kurang piknik. sehari hari terkurung dalam ruangan kerja yang sumilir cukup membuat hati saya lambat laun menjadi dingin, beku, kaku, dan mudah marah.
Sesekali sempat merengek kepada suami untuk piknik hati dan pikiran, tapi apalah daya kesibukan suami saya dan jadwal yang tidak bisa dikondisikan membuat saya harus sabar, dan rela menunggu moment yang pas.
Finaly, sabtu 20 januari 2018 suami mengkosongkan jadwal dan saya pun demikian. kita memutuskan untuk hiking ke gunung bromo dan tentunya anak saya tercinta turut serta dalam perjalanan kami.
Kita berangkat dari rumah sabtu sore, dan kebetulan suami saya punya temen yang sangat baik,, sabtu malam tepat jam menunjukan pukul 20.00 wib kita sampai dikediaman teman suami. mereka menyambut dengan baik dan kita menginap disana.
Minggu pukul 03.00 dini hari saya dan suami pun memulai perjalan menuju Bromo, jarak yang kami tempuh dari tempat saya menginap sekitar 1 jam perjalanan. jadi sampai di parking area sekitar jam 4 subuh, dan itu pun kami sudah disambut oleh Guide yang menyewakan Hardtop.
Kita menyewa Hardtop dengan harga 750 ribu 4 lokasi yaitu Lokasi penanjakan, kawah gunung bromo, pasir berbisik dan bukit teletubbies. kita sempat menawar harga yang diberikan, tapi tetap tidak bisa karena padat pengunjung dan bertepatan dengan tahun baru, sekalipun tahun baru sudah lewat 2 pekan. Ya sudahlah kita mengiyakan karena waktu itu padat pengunjung dan dibelakang saya pun masih banyak wisatawan yang tidak bisa naik melihat spot sunrise.
Tidak ada persiapan khusus, semuanya serba mendadak dan saya pun menyiapkan baju panjang, jaket, topi, masker serta sarung tangan yang cukup menyelimuti tubuh dikalah dingin menerpa. perlengkapan wajar yang sering dibawa wisatawan lain ketika berkunjung ke Bromo tengger semeru.
PENANJAKAN SPOT SUNRISE
kita sampai dipenajakan sekitar jam 5 pagi, turun dari Hardtop sudah bnyak yang menawarkan jasa naik kuda untuk menuju spot sunrise. Sebelumnya saya sudah dikasih tau temen kalo ditawari kuda dari parking area ke penanjakan jangan mau karena itu jaraknya cuma beberapa meter saja. dan saya pun kekeh untuk menolak tawaran kuda, tapi bapaknya tidak pantang menyerah untuk merayu anak saya, untungnya anak saya tidak mau naik kuda jadi kita hiking ke penanjakan sembari menikmati hawa dingin nan sumilir..
Sangat disayangkan kita pergi dimusim penghujan, kabut tebal menyelimuti sekitar area penanjakan dan tentunya sinar sang surya malu untuk menampakan diri. kami tidak berkecil hati, sekalipun kami tidak bisa menyaksikan sang fajar terbit dengan sinar yang mempesona setidaknya pesona sekitar penanjakan sangat menawan. semua terlihat hijau segar, dan kabut pun menambah suasana semakin sendu .
KAWAH GUNUNG BROMO
Destinasi kedua yaitu kawah gunung Bromo, kita diturunkan di parking area sekitar gunung.
dan kami menyempatkan untuk sarapan di beberapa tenda disana. kita bebas memilih makanan yang sudah disediakan. saran saya makan yang bnyak dan sesuka hati, karena banyak sedikitnya makanan yang kita makan harga yang dipatokpun sama rata yaitu 25 ribu per porsi.
setelah perut anteng karena kekenyangan kita pun mulai melanjutakan perjalanan untuk sampai ke kawah. karena tempatnya jauh jadi kita memutuskan untuk naik kuda.
Setelah sampai dianak tangga rasanya saya terasa berat hati untuk menanjaki 250 anak tangga ini. demi anak ya sudah lah, anak saya digendong sama bapaknya dan saya mengikuti dari belakang. memang hasil tidak menghianati proses. setelah sampai di puncak kita melihat mahakarya sang pencipta sungguh indah dan mempesona.
PASIR BERBISIK
Puas naik turun anak tangga kami pun lanjut ke destinasi ketiga yaitu pasir berbisik. eniwe ada yang tau sejarahnya kenapa sampai diberi nama pasir berbisik. saya menyempatkan tanya keguide saya, kenapa lautan pasir ini diberi nama pasir berbisik. dan jawaban nya pun cukup sederhana. karena pasir disekitar gunung Bromo jika mengalami gesekan dia akan mengeluarka bunyi seperti srek..srekk..srekk... (paham maksud saya)...
jadi diberinama pasir berbisik. sayangnya waktu saya kesana cuaca tidak mendukung, sempat turun hujan. pasir pun berubah menjadi padat dan tidak lagi berbisik... hehehehe...
Awalnya anak saya paling excited ketika mendengar bukit teletubbies. mungkin dalam benak anak saya bukitnya bagus hijau dan penuh dengan bunga-bunga mirip seperti yang diTV. tapi sayang seribu sayang ada sedikit rasa kecewa yang menggelayut dalam dirinya
kenapa bukit teletubbies seperti ini ma.. ?
Salah satu pertanyaan yang sempat terlontarr..
saya pun tersenyum, dan susah untuk memberikan jawaban.
Karena menurut emaknya yang indah itu tidak harus berbunga. bukit ini sangat indah selain warna hijau yang mendominasi dan bertemu warna kuning keemasan serta background gunung bromo sangat memanjakan mata yang melihat.
terlepas dari itu semua anak saya cukup senang menikmati setiap perjalanan yang kami kunjungi. setiap tempat mempunyai sejarah dan anak saya punya kesempatan untuk mengenang moment itu.
karena hal-hal penting yang harus diberikan kepada anak selain memberikan contoh yang baik adalah kenangan yang indah.
Sampai bertemu dicerita berikutnya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar