}

Selasa, 30 Januari 2018

PESONA GUNUNG BROMO


Akhir-akhir ini saya merasa kurang piknik. sehari hari terkurung dalam ruangan kerja yang sumilir cukup membuat hati saya lambat laun menjadi dingin, beku, kaku, dan mudah marah.
Sesekali sempat merengek kepada suami untuk piknik hati dan pikiran, tapi apalah daya kesibukan suami saya dan jadwal yang tidak bisa dikondisikan membuat saya harus sabar, dan rela menunggu moment yang pas.

Finaly, sabtu 20 januari 2018 suami mengkosongkan jadwal dan saya pun demikian. kita memutuskan untuk hiking ke gunung bromo dan tentunya anak saya tercinta turut serta dalam perjalanan kami.
Kita berangkat dari rumah sabtu sore, dan kebetulan suami saya punya temen yang sangat baik,, sabtu malam tepat jam menunjukan pukul 20.00 wib kita sampai dikediaman teman suami. mereka menyambut dengan baik dan kita menginap disana.
Minggu pukul  03.00  dini hari saya dan suami pun memulai perjalan menuju Bromo, jarak yang kami tempuh dari tempat saya menginap sekitar 1 jam perjalanan. jadi sampai di parking area sekitar jam 4 subuh, dan itu pun kami sudah disambut oleh Guide yang menyewakan Hardtop.
Kita menyewa Hardtop dengan harga 750 ribu  4 lokasi yaitu Lokasi penanjakan, kawah gunung bromo, pasir berbisik dan bukit teletubbies. kita sempat menawar harga yang diberikan, tapi tetap tidak bisa karena padat pengunjung dan bertepatan dengan tahun baru, sekalipun tahun baru sudah lewat 2 pekan. Ya sudahlah kita mengiyakan karena waktu itu padat pengunjung dan dibelakang saya pun masih banyak wisatawan yang tidak bisa naik melihat spot sunrise.
Tidak ada persiapan khusus, semuanya serba mendadak dan saya pun menyiapkan baju panjang, jaket, topi, masker serta sarung tangan yang cukup menyelimuti tubuh dikalah dingin menerpa. perlengkapan wajar yang sering dibawa wisatawan lain ketika berkunjung ke Bromo tengger semeru.